Sejarah Satbrimob Polda Sulteng

Satuan Brigade Mobil yang selanjutnya disebut Satbrimob adalah unsur pelaksana tugas pokok dalam bidang Brigade Mobil pada tingkat Polda yang berada di bawah Kapolda. Satbrimob Polda Sulteng bertugas melaksanakan kegiatan penanggulangan terhadap gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang berkadar dan berintensitas tinggi.
Dalam melaksanakan tugas, Satbrimob menyelenggarakan fungsi:
- penyusunan rencana kerja dan anggaran, pengelolaan dan pembinaan manajemen personel dan logistik, administrasi dan ketatausahaan, serta pengelolaan keuangan;
- pelaksanaan operasional Satbrimob Polda yang meliputi perencanaan dan administrasi operasional, koordinasi dalam rangka operasional, pembinaan dan pelatihan pra operasi serta pengendalian operasional;
- penyelenggaraan manajemen logistik terhadap peralatan dan angkutan serta perbekalan umum di lingkungan Satbrimob;
- pelaksanaan latihan teknis dan latihan satuan secara bertingkat, bertahap dan berkesinambungan guna mewujudkan standarisasi kemampuan dan kesiapan operasional satuan Brimob;
- pelaksanaan penindakan gangguan Kamtibmas berkadar dan berintensitas tinggi khususnya kejahatan terorganisir yang menggunakan senjata api, bom, bahan kimia, biologi, radioaktif, perlawanan terror dan bantuan teknis fungsi Gegana;
- pelaksanaan penindakan kerusuhan massa anarkis, lawan Insurjensi/gerilya anti gerilya, pertolongan dan penyelamatan masyarakat/bantuan penanggulangan bencana (SAR);
- pelaksanaan manajemen bidang intelijen Korbrimob meliputi kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian produk intelijen untuk mendukung tugas operasional Satbrimob;
- penyelenggaraan pembinaan disiplin, pemeliharaan ketertiban, dan pemeriksaan terhadap pelanggaran disiplin;
- penyelenggaraan teknologi informasi dan komunikasi satuan Satbrimob serta pemeliharaan dan perbaikan peralatan komunikasi;
- penyelenggaraan pelayanan umum dan protokoler; dan
- penyelenggaraan kesehatan lapangan, pembinaan jasmani dan kesehatan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Perkembangan Organisasi Satuan Brimob Polda Sulteng
1955-1958
Era Perjuangan Awal (1950-1960)
Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah berakar dari era Mobile Brigade pada tahun 1950-an. Pada masa itu, wilayah Sulawesi Tengah masih menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi. Situasi politik dan keamanan diwarnai oleh pemberontakan Perjuangan Semesta (Permesta) yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Infanteri H.N. Ventje Sumual serta gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang dipimpin oleh Hasanudin Lakalo.
Pemberontakan ini menyebabkan ketegangan yang meluas, terutama di wilayah Poso, Tentena, dan sekitarnya. Pada tahun 1955, Kompi Mobile Brigade 5490 dari Pare-Pare dikirim untuk menumpas pemberontakan di wilayah Sulawesi Tengah. Kompi ini dipimpin oleh Inspektur Polisi Tingkat I Sueb. Operasi dilakukan di berbagai daerah seperti Poso, Pantai Timur, Kota Raya, Tambu, Donggala, serta kawasan strategis lainnya. Salah satu momen penting adalah pertempuran di Kilometer 14 Dusun Karopua, Kabupaten Donggala, yang berlangsung selama lima hari lima malam. Dalam pertempuran ini, prajurit Mobile Brigade Jafet Tapatap gugur, menjadi salah satu simbol pengorbanan Mobile Brigade dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pada periode 1955 hingga 1959, pasukan Mobile Brigade menghadapi tantangan berat di wilayah Poso yang dipimpin oleh tokoh Permesta seperti Mayor Gerungan dan Mayor R. Palar. Mereka memiliki kekuatan antara 800 hingga 900 orang yang tersebar di titik-titik strategis seperti Kolonodale, Pendolo, dan Bada. Pada tahun 1959, aliansi antara Permesta dan DI/TII semakin memperumit operasi. Pasukan DI/TII yang bermarkas di Malilli, di bawah pimpinan Hasanudin Lakalo, sering melakukan serangan terhadap masyarakat dan fasilitas pemerintah.
Operasi ini berakhir setelah upaya intensif antara Mobile Brigade dan TNI Angkatan Darat yang berhasil mematahkan perlawanan mereka. Beberapa keberhasilan strategis termasuk penyerbuan markas DI/TII di Tambarana dan pengamanan wilayah pegunungan di Sulawesi Tengah, memastikan kedaulatan NKRI tetap terjaga.











Konsolidasi dan Peran Dalam Operasi Keamanan (1960-1980)
Pada tahun 1960, Kompi-kompi Mobile Brigade diintegrasikan menjadi Batalyon Esa Keter 926. Struktur ini bertujuan meningkatkan efektivitas operasional. Mobile Brigade terlibat dalam tugas pengamanan perbatasan, operasi anti-penyelundupan, serta stabilisasi politik di wilayah-wilayah terpencil.
Pada tahun 1965, Mobile Brigade turut serta dalam pengamanan pasca-G30S/PKI, terutama di Sulawesi Tengah. Tugas ini mencakup penangkapan simpatisan PKI, pengamanan fasilitas strategis, serta mendukung operasi militer di wilayah pedalaman Sulawesi.
Pada dekade ini, satuan juga meningkatkan kemampuan melalui pelatihan rutin yang mencakup strategi operasi di medan pegunungan dan penanganan ancaman dari kelompok bersenjata. Wilayah operasi diperluas hingga mencakup daerah perbatasan dengan Kalimantan.
Tahun 1995
Pembentukan Satuan Brigade Mobil Daerah Sulawesi Tengah
Tahun 1995 menjadi tonggak sejarah dengan terbentuknya Satuan Brigade Mobil Daerah Sulawesi Tengah. Pemekaran ini dilakukan seiring berdirinya Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah yang sebelumnya tergabung dalam Kepolisian Daerah Sulawesi Utara dan Tengah.
Tahun 1996
Kapten Polisi Drs. Endang Surya Dharma diangkat sebagai Komandan Satuan pertama, memimpin pembentukan awal struktur organisasi serta mendirikan markas di Kota Palu. Brimob Sulteng mendapatkan anggota sejumlah 65 personil Tamtama angkatan XXXI lulusan Pusdik Brimob pada tahun 1996 bersamaan dengan dikukuhkannya Polda Sulteng yang resmi terpisah dari Polda Sulutteng dengan LETDA POL. KATIK KUSMANTORO selaku Danki Brimob pertama.
Tahun 1997
Pada bulan Juli 1997 Satbrimobda Sulteng kembali mendapat penambahan personil sebanyak 200 orang Bintara baru (Dasba 6000) yang berasal dari SPN Karombasan Manado-Sulut 100 orang dan dari SPN Purwokerto Jawa Tengah 100 serta penambahan personil Tamtama baru (angkatan XXXIII) lulusan Pusdik Brimob. Pada tahun itu (1997) mulai terjadi pemekaran ditubuh Korps Brimob, sehingga di Satbrimobda Sulteng sendiri ikut memekarkan diri menjadi 2 (dua) Kompi (Kompi A dan Kompi B) yang berlokasi di kota Palu. Pada tahun ini pula, pucuk komando Satuan berganti dari Dansatbrimobda Sulteng MAYOR POL. Drs. ENDANG SURYA DHARMA kepada MAYOR POL. Drs. AGUS SUNARYO.
Tahun 1998
Pada tahun 1998 dibawah pimpinan Dansatbrimobda Sulteng LETKOL POL. Drs. HERU INDRA BUDI, Satbrimobda Sulteng kembali dimekarkan dengan dibentuknya 1 (satu) Kompi baru sehingga menjadi tiga Kompi (2 Kompi Standard dan 1 Kompi kerangka) yang berada di Klurahan. Mamboro, kec. Palu Utara. Adapun Kompi – kompi tersebut adalah :
1. KOMPI A / 9822; sebagai pejabat Dankinya adalah LETTU POL. AWAL CHAIRUDDIN.
2. KOMPI B / 9823; sebagai pejabat Dankinya adalah LETTU POL. PIPIT RISMANTO.
3. KOMPI C / 9824; sebagai pejabat Dankinya adalah LETDA POL. Drs. M. PAPIA WOLOR.
Tahun 1999
Dibawah pimpinan Dansatbrimobda Sulteng Mayor Pol. Drs. Suharyono Hadi Dharma, Duaja Satuan Brimob Polda Sulteng Satya Giribhumi Sakti disahkan oleh Kapolda Sulteng. Pada tahun ini pulalah Satbrimobda Sulteng memberangkatkan 1 (satu) Kompi (Ki- A/ 9822) dibawah pimpinan DANKI A / 9822 LETTU POL. AWAL CHAIRUDDIN sebanyak 100 personil untuk melaksanakan tugas Pengamanan diwilayah Propinsi Maluku (Ambon) selama 6 (enam) bulan, yang pada saat itu daerah tersebut sejak tanggal 19 Januari 1999 terjadi Kerusuhan antar warga yang berlatar belakang SARA (Suku, Agama, Ras dan Adat).
Tahun 2000
Pada awal Januari tahun 2000, Kompi A / 9822 yang telah selesai melaksanakan tugas BKO-nya di Propinsi Maluku kemudian digantikan oleh Kompi B / 9823 sebanyak 100 personil dibawah pimpinan DANKI B / 9823 LETTU POL. PIPIT RISMANTO yang bertugas sampai bulan Juni 2000.
Kompi A / 9822 yang baru kembali dari BKO di Polda Maluku diberangkatkan ke Kabupaten Poso bersama personil Kompi C / 9824 untuk membantu Polres Poso dalam menangani kerusuhan di wilayah itu. Dan sejak saat itu pula Kompi A / 9822 dan Kompi C / 9824 mulai bertugas di wilayah Kabupaten Poso yang saat itu dilanda kerusuhan yang cukup lama dan berkepanjangan. Kompi A/9822, Kompi B/9823 maupun Kompi C/9824 sebagian pasukannya menempati pos-pos Pengamanan di setiap kampung/Desa yang rawan konflik. Dari arah Timur, mulai dari Poso sampai Tentena dan sampai ke Pos Palang Pendolo, sedang dari arah Utara mulai dari Poso sampai ke wilayah Tojo Una-una, dan dari Selatan mulai dari Poso sampai ke wilayah Parigi. Pada tahun ini pula, pucuk komando Satuan berganti dari Dansatbrimobda Sulteng MAYOR POL. Drs. SUHARYO HADI DHARMA kepada AKBP SYAIFUL BAHRI D, SH.
Awal konflik Poso terjadi pada Desember 1998, dipicu oleh pertikaian antara dua kelompok pemuda, yaitu antara Muslim dan Kristen, setelah insiden perkelahian pada malam Idul Fitri. Insiden ini terjadi di wilayah Lambogia, Poso Kota, dan awalnya dianggap sebagai konflik biasa. Namun, ketegangan meningkat ketika isu agama mulai masuk dalam permasalahan tersebut, yang akhirnya menyulut sentimen agama di masyarakat. Pada awal tahun 2000, konflik Poso memasuki fase yang lebih brutal dengan kekerasan berskala besar. Setelah ketegangan yang terus berlanjut sejak akhir 1998, pada Mei 2000 terjadi serangkaian bentrokan yang sangat intens. Salah satu insiden besar terjadi pada bulan April dan Mei, ketika kelompok-kelompok bersenjata terlibat dalam pertempuran di wilayah Poso. Kekerasan diwarnai dengan pembunuhan massal, pembakaran rumah, dan tempat ibadah.
Pada tahun ini, aktor-aktor eksternal juga mulai terlibat, termasuk kelompok militan dari luar Poso yang membawa ideologi jihad, yang memperburuk ketegangan antara umat Muslim dan Kristen. Situasi semakin rumit dengan adanya politik identitas serta ketidakpuasan sosial ekonomi yang menyulut konflik lebih dalam. Pada Desember 2001, pemerintah akhirnya memprakarsai upaya rekonsiliasi melalui Perjanjian Malino, yang menjadi langkah penting dalam meredakan konflik, meskipun dampaknya tidak langsung terlihat dan kekerasan sporadis masih terjadi.
Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah mengelar Operasi Sadar Maleo yang efektif dimulai 1 Juli 2000 yang dilaksanakan selama lima tahap. Sebanyak 14 satuan setingkat kompi (SSK) aparat TNI dan Polri diterjunkan untuk mengamankan Poso. Sebagian personil adalah bantuan dari Polda Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Kodam VII Wirabuana. Ini didukung pula oleh Operasi Cinta Damai di bawah kendali Komando Daerah Militer VII Wirabuana – kini Kodam XIV Hasanuddin.
Pada Operasi inilah, pada tanggal 25 Juli 2000, salah satu pemimpin Pasukan Merah, yang diduga merupakan otak dari pembantaian ratusan penduduk pada kerusuhan di Poso, Fabianus Tibo, dibekuk dalam penyergapan intelijen Operasi Cinta Damai TNI di desa Jamur Jaya, kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali.
Tim Satgas Cinta Damai melakukan penyergapan saat Tibo sedang tertidur di salah satu rumah warga tanpa perlawanan.
Ketika Tibo dibawa ke Poso, tim satgas sempat dihadang massa Pasukan Merah berkekuatan dua truk, namun tidak terjadi kontak senjata. Selanjutnya aparat keamanan segera membawa Tibo ke Palu dengan pengawalan ketat, dan mengamankannya di Markas Korem 132/Tadulako.
Tahun 2001
Pada bulan Juli satu personil Kompi C/9824 atas nama BRIGADIR ANUMERTA DARIUS PAPARANG NRP. 76060170 yang sedang bertugas di Pos (Desa) Tongko Kab. Poso, Wafat. Jenazah almarhum BRIGADIR ANUMERTA DARIUS PAPARANG di evakuasi ke Mako Satbrimobda Sulteng dan kemudian dimakamkan di Taman Makam Bahagia Palu – Sulteng.
Pada sekitar bulan Oktober satu personil Kompi A/9822 yang sedang bertugas di Pos Betalemba Poso Pesisir atas nama BRIPTU ANUMERTA ARDIANSYAH NRP. 80050797 gugur sebagai Kusuma Bangsa, akibat kontak senjata dengan kelompok orang yang tak dikenal. Jenazah almarhum BRIPTU ANUMERTA ARDIANSYAH di evakuasi dari Poso ke Mako Satbrimobda Sulteng kemudian disemayamkan di rumah orang tuanya di Desa Wani dan dimakamkan di TPU. Desa Wani Kec. Tanantovea Kab. Donggala – Sulteng, atas permintaan keluarga.
Pada tannggal 10 Desember 2001 Operasi Sintuwu Maroso I Tahun 2001 mulai di gelar Operasi ini bertujuan memulihkan keamanan setelah konflik sosial di Poso. Operasi Sintuwu Maroso adalah operasi keamanan yang dilancarkan oleh pemerintah, terutama melalui TNI dan Polri, untuk mengatasi konflik di Poso, Sulawesi Tengah. Operasi ini diluncurkan pada awal tahun 2000 sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan dan kekerasan yang terus memburuk antara kelompok Muslim dan Kristen di wilayah tersebut.
Tujuan utama Operasi Sintuwu Maroso adalah menegakkan keamanan, menghentikan kekerasan, dan memulihkan stabilitas di Poso. Nama “Sintuwu Maroso” diambil dari bahasa lokal yang berarti “persatuan yang kuat,” mencerminkan harapan untuk mengembalikan keharmonisan antar komunitas yang sebelumnya hidup berdampingan secara damai. Selain itu, operasi ini juga bertujuan menangkap pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab atas aksi kekerasan, serta menjaga proses pemulihan sosial melalui dialog antaragama dan rekonsiliasi.
Tahun 2002
Februari 2002, Satuan Brimob Polda Sulteng mengalami perubahan struktur dengan memiliki dua Batalyon, yaitu Batalyon A dan B, Batalyon A terdiri dari 3 Kompi yang berkedudukan di Palu sedangkan Batalyon B, terdiri dari 2 Kompi yang berkedudukan di Poso
Tahun 2002 Operasi Sintuwu Maroso II digelar kembali dan pada bulan Mei satu personil Kompi B/9823 atas nama BHARATU Anm. ANDI AMIR NRP. 78100905, dinyatakan hilang. BHARATU ANUMERTA ANDI AMIR saat itu melaksanakan tugas Patroli Sambang di desa Silanca. Dan sampai sore hari yang bersangkutan tidak kembali lagi di posnya. Setelah di lakukan pencarian oleh rekan-rekan satu Pos namun tidak di temukan. Kemudian dilanjutkan pencarian dan penyelidikan oleh personil Satbrimob Polda Sulteng, namun hasilnya tetap tidak ditemukan dan akhirnya dinyatakan hilang dengan Surat Keputusan yaitu Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep / 887 / XII / 2004, tanggal 2 Desember 2004, tentang anggota Polri yang dinyatakan gugur/tewas dalam melaksanakan tugas Kepolisian dan Surat Keputusan Kapolda Sulteng No. Pol : Skep / 61 / V / 2004, tanggal 25 Mei 2004, tentang Pemberhentian dengan Hormat dari Dinas Polri karena Hilang Dalam Tugas. Operasi Sintuwu Maroso sendiri digelar dalam empat tahap dengan TMT 10 Desember 2001 – 2005
Tahun 2003
Pada bulan Juni 2003 Satuan Brimob Polda Sulteng kembali mengalami perubahan struktur dengan memiliki empat Kompi. Kompi 1, 2 dan 3 yang berkedudukan di Palu, dan Kompi 4 berkedudukan di Poso
Tahun 2004
Pada awal tahun 2004 dibawah pimpinan Dansatbrimobda Sulteng AKBP Drs. Harianto Kantor/Gedung Mako Satbrimob yang baru mulai diletakkan batu pertamanya. Yang semula masih menggunakan barak-barak tempat tinggal sebagai kantor Satbrimob maupun Kantor Kompi. Satuan Brimob Polda Sulteng mendapatkan penambahan satu Kompi, yaitu Kompi 5 yang berkedudukan di Morowali.
Tahun 2005
Awal tahun 2005 pembangunan Mako selesai, kemudian pada bulan Februari/Maret 2005, Gedung Mako Satbrimob yang baru mulai ditempati sebagai kantor Staf Satbrimob.
Tahun 2006
Pada bulan Maret 2006 dibawah pimpinan Dansatbrimobda Sulteng AKBP Drs. Djarot S.A.N Satbrimob Polda Sulteng mendapatkan penambahan personil sebanyak 348 personil lulusan Setukba Brimob Polri Watukosek, TMT 01 Juli 2005 yang sempat magang selama 6 bulan di Mako Korbrimob dan kemudian ditempatkan sebagai personil Satbrimob Polda Sulteng. Disusul dengan pembentukan Kompi-kompi baru sehingga menjadi delapan kompi yaitu:
- Kompi 1, 2 dan 3 berada di kota Palu
- Kompi 4 berkedudukan di Poso
- Kompi 5 yang berkedudukan di Kecamatan Tentena.
- Kompi 6 berkedudukan di Pendolo
- Kompi 7 berkedudukan Morowali
- Kompi 8 berkedudukan di Marowo, Tojo Unauna
Agustus 2006, Sebagai kelanjutan dari Operasi Sintuwu Maroso kemudian digelar Operasi Lanto Dago di kabupaten Poso.Operasi penegakan hukum dengan sandi Lanto Dago dilaksanakan untuk menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat kekerasan di Poso. Operasi Lantodago dikoordinir oleh pihak Mabes Polri dengan anggaran dari pusat serta menurunkan sedikitnya 1200 personel termasuk Bawah Kendali Operasi (BKO). Nama “Lantodago” berasal dari bahasa lokal yang berarti “mengejar” atau “memburu,” sesuai dengan tujuan operasi ini untuk mengejar dan menangkap para pelaku teror yang bersembunyi di hutan-hutan dan pegunungan Poso.
Tahun 2007
Dibawah pimpinan Dansatbrimobda Sulteng AKBP Drs. EKO ISWANTONO, MM, pada tanggal 11 dan 22 Januari 2007 satu (1) SSK Satbrimob Polda Sulteng melaksanakan backup Satgas Operasi Pasi II dalam rangka penegakan hukum di wilayah Tanah Runtuh, kab. Poso. Pasca penindakan terhadap DPO Tanah Runtuh, dilaksanakan Operasi gabungan antara Polres Poso, Satgas Ops Pasi II dan Satbrimob Polda Sulteng di wilayah Kayamanya, kemudian satu SST dpp. Ipda Supriadi Rahman berhasil menangkap DPO an. Basri yang sedang bersembunyi di salah satu rumah penduduk. Bripda Abdul Wahid Sameng, mendapatkan KPLB menjadi Briptu setelah mendapatkan luka tembak di bagian pinggang. Pada tahun ini juga dilaksanakan Operasi Sogili.
Tahun 2008
01 Januari 2008 Operasi Siwagilembah digelar sebagai kelanjutan Operasi Lantodago. Operasi Siwagilembah dilaksanakan dengan mengedepankan pendekatan persuasif dengan melakukan pembinaan kepada masyarakat. Operasi yang dilaksanakan untuk mengejar sekitar tujuh orang para DPO kekerasan di Poso, bersifat regional, dengan anggaran dari daerah dan hanya melibatkan sedikitnya 500 personel polisi dari Polda Sulteng, Satbrimob Polda Sulteng dan Polres Poso. Nama “Siwagilembah” berasal dari bahasa lokal yang mengandung makna “pemburu hutan,” mencerminkan karakteristik operasi ini yang difokuskan di daerah terpencil dan sulit dijangkau di Poso dan sekitarnya.
April 2008, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan personil dibawah pimpinan Kanit Gegana Ipda Robi Utomo, SH untuk membackup proses penangkapan Densus 88 AT terhadap tokoh spiritual Madi pada awal April 2008 di Salena pegunungan Gawalise, Palu. Penyergapan dilakukan pada sore menjelang Maghrib, karena melakukan perlawanan, sehingga petugas kemudian melakukan penindakan. Madi tewas akibat kehilangan banyak darah saat dievakuasi ke RSU Bhayangkara Palu.
Madi sebelumnya dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) polisi, karena dia bersama puluhan pengikutnya pada 25 Oktober 2005 menyerang sejumlah personel polisi saat yang bersangkutan hendak ditangkap sekaitan adanya laporan mengenai penyebaran ajaran sesat yang dilakukannya kepada warga sekitar. Saat penangkapan pertama kali itu, Madi bersama pengikutnya sedang melakukan upacara/ritual adat sekaitan melaksanakan ajaran Agama-Adat yang dikembangkannya. Aksi penyerangan Madi beserta pengikutnya itu mengakibatkan AKP Imam Dwi Herianto (Kasat Intelkam Polresta Palu), AKP Fuadi Chalis (Kasat Samapta Polresta Palu), dan Briptu Arwan (anggota Polsek Palu Barat) gugur.
Tahun 2009
01 Juni 2009, Sebanyak sembilan personil Satbrimob Polda Sulteng dibawah pimpinan Brigadir Ajrun Gentur Pambudi bergabung dengan Timsus Polda Sulteng dalam Operasi Ilegal Logging diperairan Tawau, perbatasan Indonesia-Malaysia. Operasi ini berhasil menangkap empat pelaku ilegal logging asal Indonesia di perairan Simatang. Tim Gabungan terdiri dari personil Polda Sulteng, Satbrimob Polda Sulteng dan Satpolairud Polda Sulteng
Tahun 2010
18 September 2010, dibawah pimpinan Dansatbrimobda Sulteng Kombes Pol Akhmad Subarkah Bersamaan dengan diterbitkan dan disahkannya Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2010 tentang Susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Daerah, maka Satbrimob Polda Sulteng pun mulai membenahi diri dengan pembentukan 3 (tiga) Detasemen dibawahnya yaitu Detasemen A Pelopor di kota Palu, Detasemen B Pelopor di kab. Poso dan Detasemen Gegana di kota Palu. Detasemen A memiliki 3 Kompi, dimana Detasemen, Subden 1 dan 3 Pelopor berkedudukan di kelurahan Mamboro sedangkan Subden 2 berkedudukan di Biromaru. Detasemen B Pelopor berkedudukan di Poso dimana Subden 1 berkedudukan di Poso, Subden 2 berkedudukan di Tentena, Subden 3 berkedudukan di Ampana dan Subden 4 berkedudukan di Morowali.
Tahun 2011
25 Mei 2011, 1 SST gabungan personil Satuan Brimob Polda Sulteng dibawah pimpinan Kasi Log Satbrimob Polda Sulteng AKP Indra Budiawan, SIK diterjunkan untuk melakukan pengejaran dan penindakan terhadap empat pelaku penembakan personil Polda Sulteng yang sedang bertugas menjaga Kantor BCA Kota Palu.
Rabu 25 Agustus 2011, Tiga polisi yang berjaga di depan BCA Palu, Jl Emy Saelan, Palu Selatan diberondong oleh para tersangka menggunakan senjata M-16, empat pelaku berboncengan RX-King dan Jupiter. Mereka mengenakan penutup wajah (cadar) dan memakai helm. Akibat penembakan itu dua polisi yakni Bripda Irbar dan Bripda Yustidar tewas. Mereka kena tembak di kepala dan dada. Sedangkan Bripda Dedy Anwar luka tembak di kaki. Dua Pelaku berhasil ditangkap di Palolo beberapa jam setelah kejadian, namun dua pelaku lainnya berhasil melarikan diri.
Pada tahun ini pulalah Satuan Brimob Polda Sulteng untuk pertama kalinya mengirimkan personil terbaiknya untuk mengikuti penugasan misi perdamaian di Sudan, Afrika melalui misi UNAMID dengan mengirimkan tiga personil terbaik yaitu Ipda Rulli Robinson Polii, Briptu Andrew Mahaputra dan Briptu Azli Haditia Sinaga. Langkah ini menjadi pembuka bagi Satuan Brimob Polda Sulteng yang terus mengirimkan personil-personil terbaiknya pada misi PBB setiap tahun.
Tahun 2012
20 Desember 2012, Operasi Kepolisian Kendali Maleo dilaksanakan dalam 5 tahap pada tahun 2012 (satu tahun dilaksanakan dalam 2 bulan).
Pada tahap ke lima, hari Kamis tanggal 20 Desember 2012 sekitar pukul 09. 50 wita pagi, sembilan anggota Pos Brimob di Kalora yang dipimpin oleh Kanit BRIPKA AGUS SUTRASTO melaksanakan tugas Patroli dengan menggunakan Kendaraan roda dua (5 buah) ke arah Desa Tambarana.
Sekitar 10 menit tim patroli meninggalkan Pos Kalora sampai di jalan raya Trans Sulawesi sekitar Pegunungan Tasinoni, di antara Desa Kalora dan Desa Tambarana, tiba-tiba mereka di hadang dan ditembaki/diberondong oleh kelompok orang tak dikenal bersenjata dari arah sebelah kiri jalan (arah bukit) yang terdapat rumah kosong dan Tower. Penghadangan dan penembakan kelompok orang tak dikenal bersenjata tersebut, 2 (dua) personel anggota tim Patroli Brimob Tewas ditempat akibat terkena tembakan yaitu BRIPTU RUSLAN dan BRIPTU WINARTO. Sedangkan 3 (tiga) orang anggota Tim Patroli Brimob luka parah yaitu BRIPTU SISWANDI YULIANTO, SH, BRIPTU I WAYAN PUTU ARIAWAN dan BRIPTU EKO WIJAYA SUMARNO dan 1 (satu) personel luka ringan a.n. BRIPTU LUNGGUH UNGGARA. Dalam insiden tersebut, 4 (empat) personel anggota Satbrimob Polda Sulteng dinyatakan Gugur dalam pelaksanaan tugas Operasi Kepolisian Kendali Maleo – 2012 tahap V pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2012.
Gugur dalam pelaksanaan tugas:
1. BRIGADIR ANUMERTA WINARTO NRP. 77110966
2. BRIGADIR ANUMERTA RUSLAN NRP. 81071127
3. BRIGADIR ANUMERTA I WAYAN PUTU ARIAWAN NRP. 86120205
4. BRIGADIR ANUMERTA EKO WIJAYA SUMARNO NRP. 86090433
Untuk mengenang pengorbanan ke-empat Bhayangkara terbaik Satbrimob Polda Sulteng tersebut, kemudian diabadikan menjadi monumen Rinaksa Sakala Mandala yang ada di Mako Kompi I Batalyon B Pelopor, Poso yang diresmikan tanggal 12 Desember 2013
Tahun 2013
Operasi Aman Maleo resmi digelar menggantikan Operasi Siwagilembah, Operasi Aman Maleo adalah operasi yang dilakukan oleh Polda Sulawesi Tengah untuk menangkap kelompok teroris Santoso pada awal Mei 2015. Operasi dilaksanakan selama dua tahap dan dilakukan di wilayah pegunungan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Operasi dilaksanakan dengan melibatkan TNI serta dukungan warga masyarakat di Kabupaten Poso. Pada tahun ini terjadi pergantian pimpinan dimana, Dansatbrimobda Sulteng Kombes Pol Ahmad Subarkah digantikan oleh Kombes Pol Gatot Haribowo, S.I.K., MAP.
Tahun 2014
06 Februari 2014, Anggota Subden III Den Gegana Satbrimob Polda Sulteng (Poso) berjumlah 16 (enam belas) personil yang dipimpin oleh Iptu Amar Ma’ruf melakukan Patroli rutin dalam rangka melaksanakan tugas “Operasi Aman Maleo I – 2014”. Sekitar pukul 08.30 WITA mereka berangkat dari Camp Dusun Bulog Desa Taunca Kec. Poso Pesisir Selatan Kab. Poso. Sekitar pukul 10.00 Wita pada saat sampai di daerah perbukitan / hutan lebat Gunung Impo Desa Padang Lambara Kec. Poso Pesisir Selatan Kab. Poso (ketinggian 1035 meter) dari permukaan laut), personil Brimob tersebut mendapat serangan / ditembaki oleh kelompok sipil bersenjata sehingga mengakibatkan anggota Brimob an. Bharada I Putu Satria Wirabuana gugur terkena tembakan. Setelah itu personil Brimob memberikan balasan tembakan dan terjadilah kontak senjata. Dalam kontak senjata tersebut 2 (dua) orang kelompok sipil bersenjata ditemukan meninggal dunia. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah kelompok sipil bersenjata tersebut, karena pada saat kontak senjata terjadi sebagian dari kelompok itu melarikan diri kearah gunung-gunung. Namun di duga kelompok tersebut merupakan kelompok Teror MIT pimpinan Santoso yang selama ini sedang diburu.
Nama Bharada I Putu Satria Wirabuana kini diabadikan sebagai nama Gudang Handak Satbrimob Polda Sulteng yang diresmikan Dansatbrimob Polda Sulteng KBP Kurniawan Tandi Rongre, S.I.K., M.Si. pada 6 September 2024.
Pada 03 Maret 2014, Kontak tembak dengan kelompok MIT di pegunungan Gayatri Desa Kilo Poso Pesisir Utara, mengakibatkan Bripda Baharuddin terkena tembakan pada paha kanan dan punggung serta Bharada Samsul Alam terkena tembakan di bagian perut.
Tahun 2015
26 Januari 2015, Operasi Camar Maleo resmi digelar dengan tujuan utama memburu kelompok teroris yang dipimpin oleh Santoso di wilayah Poso, Sulawesi Tengah. Operasi ini menjadi langkah lanjutan dari serangkaian operasi keamanan sebelumnya, yang bertujuan untuk menindak kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), yang terlibat dalam berbagai aksi terorisme dan pembunuhan di wilayah tersebut. Operasi Camar Maleo adalah operasi gabungan antara Polri dan TNI yang diluncurkan pada tahun 2015 hingga awal 2016.
03 April 2015 Salah satu tersangka teroris kelompok MIT an. Dg. Koro tewas tertembak di Parimo.
15 April 2015 Ibadurahman alias Ibad dan Son Haji alias Faqih tertangkap Satgas Tinombala turun gunung karena kelaparan di desa Padan Lembara kec. Poso Pesisir Selatan Kab. Poso.
24 Mei 2015 Dua tersangka teroris kelompok MIT an. Azis dan Eno tewas tertembak di Gayatri Kilo Trans Poso.
19 Agustus 2015 Salah satu tersangka teroris kelompok MIT an. Bado tewas tertembak di Auma Poso Pesisir Utara.
19 Agustus 2015 AKP Anumerta Bryan Teophani Tatontos, S.I.K. gugur dalam baku tembak dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin oleh Santoso. AKP Bryan saat itu menjabat sebagai Kasubden Gegana, dan terlibat dalam upaya evakuasi jenazah tersangka teroris MIT Bado di wilayah pegunungan, Desa Kilo, Poso Pesisir Utara. AKP Bryan Teophani Tatontos dianugerahi kenaikan pangkat anumerta dari Inspektur Satu (Iptu) menjadi Ajun Komisaris Polisi (AKP). Namanya kini diabadikan sebagai lapangan apel di Mapolda Sulawesi Utara dan menjadi nama Ksatriaan Mako Satuan Brimob Polda Sulteng.
04 November 2015 Salah satu tersangka teroris kelompok MIT an. Hasan asal Bima tewas tertembak di Sausu Salubanga, Parimo.
06 November 2015 Salah satu tersangka teroris kelompok MIT an. Farouk alias Magalasi tewas tertembak kontak senjata di Pos Penjagaan Polisi desa Salubanga.
Tahun 2016
Pada tahun ini terjadi pergantian pimpinan dimana, Dansatbrimobda Sulteng Kombes Pol Gatot Haribowo, S.I.K., MAP. Digantikan oleh Dansatbrimob Polda Sulteng Kombes Pol Reza Arief Dewanto, S.I.K.
10 Januari 2016 Operasi Tinombala resmi digelar dengan tmt 10 Januari 2016, Operasi Kepolisian Terpusat ini nantinya akan digelar dalam empat tahapan. Operasi Tinombala merupakan operasi terpusat yang dipimpin oleh Polri dengan dukungan dari TNI, bertujuan menangani kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di wilayah Poso, Sulawesi Tengah. Operasi ini melibatkan Satuan Brimob, Kostrad, Marinir, Raider, dan Kopassu.s Operasi ini mulai dilaksanakan sejak tahun 2016 setelah Operasi Camar Maleo dan ditujukan untuk menumpas gerakan Santoso dan kelompoknya yang berafiliasi dengan ISIS. Dalam operasionalnya, Operasi Tinombala didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sesuai dengan standar untuk operasi kepolisian skala besar.
15 Januari 2016, Salah satu tersangka teroris kelompok MIT Rudi alias Abu Sifa tewas pada kontak tembak di kebun milik kepala desa Taunca I Made Suijaya di kaki gunung Tineba.
09 Februari 2016, Bripka Wahyudi Syahputra gugur dalam kontak senjata di Pos Desa Sanggionora, Poso, Selasa (9/10), sekitar pukul 10.30 WITA, saat timnya mendapati dua orang terduga pelaku teror sedang membeli bahan pokok di sebuah kios di desa yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Poso itu. Saat akan memeriksa sebuah mobil berwarna hitam yang parkir di depan sebuah kios, tiba-tiba pelaku teror melepas tembakan menggunakan senjata api laras pendek ke arah polisi dan mengenai kepala korban. Kontan saja tim operasi Tinombala tersebut langsung memberikan serangan balasan dan menewaskan kedua teroris yang identitasnya masih terus diselidiki itu. Bripka Wahyudi Saputra mendapat kenaikan pangkat anumerta satu tingkat.
Nama Bripka Anm. Wahyudi Saputra kemudian diabadikan menjadi nama ksatrian dan sebuah Monumen Operasi Tinombala di Kompi III Batalyon B Pelopor.
28 Februari 2016, Salah satu tersangka teroris kelompok MIT Ponda alias Dodo tewas pada kontak tembak di Sektor Poso Pesisir Selatan.
15 Maret 2016, Dua satu tersangka teroris kelompok MIT Faruk dan Abdul WNA Uighur tewas pada Kontak tembak di hutan Dusun Harima Desa Talaboso Kec. Lore Peore Kab. Poso.
21 Maret 2016, DPO Kelompok MIT Magas alias Brother asal Jawa Barat di tangkap saat kelaparan turun gunung di Desa Wuasa Kec. Lore Utara Kab. Poso.
24 April 2016, Dua satu tersangka teroris kelompok MIT Mustafa alias Mus’ab WNA Uighur tewas pada kontak tembak di desa Patiunga kec. Poso Pesisir Selatan kab. Poso.
16 Juni 2016, DPO Kelompok MIT Samil alias Nunung di tangkap Satgas Tinombala di rumah nya di dusun Tamanjeka Desa Hasani Kec. Poso Pesisir Kab. Poso
3 Juli 2016, Alm Bharada Edwin Dedo dinyatakan meninggal dunia pada hari Senin tanggal 04 Juli 2016 pukul 03.35 wita dikarenakan sakit di RSUD Poso saat bertugas di Operasi Tinombala.
18 Juli 2016, DPO Kelompok MIT Santoso alias Abu wardah tewas pada kontak tembak Satgas Tinombala di Padopi, Poso.
18 Juli 2016, DPO Kelompok MIT Jumiatun alias Muslimayatun alias Delima istri Santoso menyerahkan diri di Desa Tamanjeka Kec. Poso Pesisir, Kab.Poso
07 Agustus 2016, Dua DPO Kelompok MIT Salman alias Opik dan Andika tewas pada kontak tembak Satgas Tinombala di sungai mati kampung Tamanjeka dusun 3 ratelemba desa Masani kec Poso pesisir kab. Poso.
14 September 2016, Dua DPO Kelompok MIT Basri alias Bagong alias ayas alias Opa dan Nurmi Usman alias Oma menyerahkan diri di Polsek Poso Pesisir Selatan
19 September 2016, DPO Kelompok MIT Sobron tewas pada kontak tembak Satgas Tinombala di Poso Pesisir Selatan.
Tahun 2017
Pada tahun ini terjadi pergantian pimpinan dimana, Dansatbrimob Polda Sulteng Kombes Pol Reza Arief Dewanto, S.I.K. Digantikan Dansatbrimob Polda Sulteng Kombes Pol Guruh Arif Darmawan, SIK., MH.
20 Februari 2017, Tunggul Batalyon A Pelopor Satya Pramudya Bhadrika, Tunggul Batalyon B Pelopor Satya Bhakti Sangkara dan Tunggul Detasemen Gegana Tavala Madika Cakti diresmikan oleh Kapolda Sulteng Brigjen Pol Drs. Rudy Sufahriadi melalui penerbitan surat Keputusan Kapolda Sulteng nomor: Kep/88/II/2017.
04 Juni 2017 Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan tim SAR dari Kompi IV Batalyon A Pelopor dibawah pimpinan Danki IV Batalyon A Pelopor Iptu Aris Hardiatno, SIK untuk membantu evakuasi warga dan barang milik warga akibat banjir bandang yang menerjang Kota Tolitoli, Sulawesi Tengah. Bencana terjadi setelah hujan deras mengguyur kota tanpa jeda. Banjir yang melanda Tolitoli telah merenggut nyawa, menghilangkan warga, dan berdampak pada puluhan ribu kepala keluarga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah, banjir Tolitoli tercatat telah merenggut dua jiwa dan dua orang lainnya dinyatakan hilang. Sebanyak 56 ribu kepala keluarga ikut terdampak banjir di Tolitoli.
17 Agustus 2017, DPO Kelompok MIT Ibrahim WNA Uighur tewas pada kontak tembak Satgas Tinombala di Padopi dekat perkampungan Poso Pesisir Kab. Poso
Tahun 2018
09 Februari 2018, Kompi II Batalyon B Pelopor dibawah pimpinan Danki II Batalyon B Pelopor Iptu Amar Ma’ruf bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat diterjunkan dalam pencarian orang hilang di kabupaten Banggai
11 Februari 2018, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan tim SAR dari Kompi IV Batalyon A Pelopor dibawah pimpinan Danki IV Batalyon A Pelopor Ipda Ryo Pradana, S.TR.K untuk membantu evakuasi warga dan barang milik warga akibat banjir bandang yang menerjang Kota Tolitoli, Sulawesi Tengah.
09 Maret 2018, Kompi II Batalyon B Pelopor dibawah pimpinan Danki II Batalyon B Pelopor Iptu Amar Ma’ruf bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diterjunkan dalam pencarian orang hilang di sungai yang berada di kabupaten Banggai
29 Juni 2018, Kapolda Sulteng Irjen. Pol. Drs. Rudy Sufahriadi meresmikan fasilitas latihan Shooting House Patriatama di Mako Batalyon A Pelopor Biromaru.
14 Oktober 2018, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan tim SAR dari Kompi IV Batalyon A Pelopor dibawah pimpinan Danki IV Batalyon A Pelopor Ipda Ryo Pradana, S.TR.K untuk membantu evakuasi warga .
28 September 2018, Tepat pukul 17.02 WITA pada 28 September 2018, terjadi gempa bumi dahsyat di Sulawesi Tengah. Beberapa wilayah terdampak bencana ini, yaitu Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Mountong. Dalam catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, gempa tersebut berkekuatan 7,7 skala Richter dan berpusat di ,18 Lintang Selatan dan 119,85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala. Puluhan ribu warga terdampak akibat bencana gempa bumi yang diikuti oleh likuifaksi dan tsunami.
Operasi Aman Nusa kemudian digelar sebagai operasi pemulihan bencana yang juga melibatkan BKO dari beberapa Satuan Brimob Daerah dan Mako Korps Brimob Polri, TNI dan seluruh unsur penanganan bencana
31 Desember 2018, Bripka Andrew Mahaputra dan Bripda Baso mengalami luka tembak akibat kontak senjata dengan kelompok teroris MIT saat evakuasi tubuh korban Anang di posisi 2 kilometer kepala korban di temukan wilayah Desa Salubanga Kec. Sausu Kab. Parimo.
Pada akhir tahun ini terjadi pergantian pimpinan dimana, Dansatbrimob Polda Sulteng Kombes Pol Guruh Arif Darmawan, SIK., MH. digantikan Dansatbrimob Polda Sulteng Kombespol Susnadi, SIK.
Tahun 2019
03 Maret 2019, Dua DPO Kelompok MIT Aditya alias Idad dan Basir alias Romzi tewas pada kontak tembak Satgas Tinombala di pegunungan Padopi dusun Maros Desa kilo kec. Poso pesisir Utara kab. Poso.
21 Maret 2019, DPO Kelompok MIT Andi Muhammad, Alhaji Kaliki, Alkindi Muttaqin, Fadel, Ibrohim, dan Muaz tewas pada kontak tembak Satgas Tinombala di dusun Air Teh desa Marete Kecamatan Sausu Kab. Parimo.
04 April 2019, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan Tim SAR Gabungan Makosat, Batalyon A Pelopor dan Detasemen Gegana untuk membantu melakukan evakuasi warga dan barang serta bantuan kemanusiaan bagi korban banjir bandang di desa Balonga, kecamatan Dolo, kabupaten Sigi.
21 April 2019, Satuan Brimob Polda Sulteng mengirimkan 200 personil dibawah Kompol M Aries Purwanto, S.I.K dalam rangka menjaga siskamtibmas kota Jakarta pada Operasi Mantab Brata.
10 Juni 2019, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan tim SAR dari Kompi I Batalyon C Pelopor dibawah pimpinan Danki I Batalyon C Pelopor Iptu Krisno Hergianto Songko untuk membantu evakuasi warga dan barang milik warga akibat banjir bandang yang menerjang Morowali, Sulawesi Tengah.
20 Juni 2019, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan tim SAR dari Kompi I Batalyon C Pelopor untuk membantu evakuasi warga dan barang milik warga akibat banjir bandang yang menerjang Morowali, Sulawesi Tengah.
01 September 2019, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan 100 personil Satbrimob Polda Sulteng dibawah pimpinan Danki II Batalyon B Pelopor Iptu Wijiyanto untuk melaksanakan BKO Polda Papua Barat dalam rangka menanggulangi kerusuhan SARA yang terjadi di kota Sorong
13 Desember 2019, Bharatu Saeful Mudhori gugur pada penyerangan oleh DPO MIT terhadap anggota Brimob Mesjid Salubanga Desa Sausu.Namanya kini diabadikan sebagai nama Ksatrian Mako Batalyon A Pelopor
Pada akhir tahun ini terjadi pergantian pimpinan dimana, Dansatbrimob Polda Sulteng Kombespol Susnadi, SIK. digantikan Dansatbrimob Polda Sulteng Kombespol Sony Sanjaya, SIK.
Tahun 2020
12 Januari 2020, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan Tim SAR Gabungan Batalyon A Pelopor dan Detasemen Gegana untuk membantu melakukan pencarian korban tenggelam di sungai kota Palu.
15 April 2020, DPO Kelompok MIT Darwin Gobel dan Muis Fahron alias Abdulah tewas pada kontak tembak Satgas Tinombala di depan Bank Mandiri Syariah Kab. Poso, Jl. Pulau Irian, Kel. Gebangrejo, Kec. Poso Kota, Kab. Poso. Sebelumnya kedua DPO ini menyerang personel pengamanan Bank dari Polres Poso Briptu Ilham Suhayar, dan melepaskan tembakan ke arah Briptu Ilham, mengenai punggung kanan hingga tembus tulang rusuk depan. Anggota Intelmob, Bripka Erik Gusinto Saragih, yang kebetulan berada dekat lokasi kejadian, mendengar suara tembakan dan segera mendekat. Ia melihat dua OTK memegang korban dan langsung mengambil tindakan dengan menembak OTK menggunakan senjata api pendek. OTK kemudian melarikan diri ke arah Jalan Pulau Irian. Bripka Erik Saragih segera mengevakuasi korban Briptu Ilham Suhayar ke Polres Poso.
April 2020 terjadi pergantian pimpinan dimana, Dansatbrimob Polda Sulteng Kombespol Sony Sanjaya, SIK. digantikan Dansatbrimob Polda Sulteng Kombes Pol Ronny Lumban Gaol, SIK.
25 April 2020, DPO Kelompok MIT Rajid Gandi Sabban alias Rajes tewas pada kontak tembak Satgas Tinombala di gunung Padopi. Kab. Poso. Penindakan ini dilaksanakan oleh tim Bravo 8 Satbrimob Polda Sulteng yang beranggotakan 11 (Sebelas) personil, yaitu
1) IPDA Two Bagus D.T. Surya Dinata S.Tr.K
2) BRIGPOL I Putu Apsustrawan
3) BRIGPOL Laode Ali Sadikin
4) BRIPTU Agung Ari Antara
5) BRIPTU I Dewa Nyoman Surya A.
6) BRIPDA Dewa Gede Purnawan
7) BRIPDA I Kadek Dirgayusa
8) BRIPDA I Putu Ferdy Adiana
9) BRIPDA Moh. Mahadani Aprilio
10) BHARATU Fridolin Perta Falens
11) BHARADA Mulya Tarmidi
Atas keberhasilan ini maka tim Bravo 8 dianugerahi penghargaan berupa KPLB kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi
27 Juli 2020, DPO MIT Ummu Syifa Istri Ali Kalora di tangkap Densus 88 AT Polri di jembatan Pura Kasiguncu Pos Pesisir Selatan Kab. Poso.
17 November 2020, DPO Kelompok MIT Bojes dan Azis yang sebelumnya berhasil melarikan dari dari pengepungan di kelurahan Mamboro tewas pada kontak tembak Satgas Tinombala di desa Bolano Barat Kec. Bolano Kab. Parimo
Pada akhir tahun ini terjadi pergantian pimpinan dimana, Dansatbrimob Polda Sulteng Kombes Pol Ronny Lumban Gaol, SIK. digantikan Dansatbrimob Kombes Pol Joko Sulistyo, S.I.K., M.H.
Tahun 2021
01 Januari 2021 Operasi Madago Raya resmi digelar menggantikan Operasi Tinombala. Operasi Madago Raya adalah operasi gabungan Polri dan TNI yang merupakan kelanjutan dari Operasi Tinombala di wilayah Poso, Sulawesi Tengah. Operasi ini diluncurkan setelah berhasilnya penumpasan kelompok teroris MIT yang dipimpin oleh Santoso. Nama “Madago Raya” diambil dari bahasa Pamona yang berarti membimbing dengan baik, mencerminkan harapan operasi ini untuk menjaga keamanan dan stabilitas masyarakat. Sama seperti Operasi Tinombala, Operasi Madago Raya bertujuan untuk memburu sisa-sisa anggota MIT yang masih bersembunyi di daerah pegunungan Poso dan Parigi Moutong. Fokus operasinya adalah menangkap atau melumpuhkan teroris yang masih aktif, termasuk Ali Kalora yang merupakan pemimpin terakhir MIT hingga tewas pada 2021.
15 Januari 2021, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan 48 personel Brimob yang diperbantukan ke lokasi bencana di Kabupaten Majene Sulbar, terdiri dari tim dapur lapangan dan water trietment 18 personel serta 30 personel tim SAR. Disini unit dapur lapangan dengan dukungan water treatment termasuk menyediakan 3000 lebih porsi makanan siap konsumsi dan air bersih layak minum semua dipenuhi guna membantu kebutuhan pengungsi. Guna memenuhi ribuan porsi makanan Brimob Sulteng berkolaborasi dengan relawan World Central Kitchen (WCK), Non-Governmental Organization (NGO), berbasis di Amerika Serikat bekerja untuk memberikan makanan layak konsumsi dengan tujuan sosial dan kemanusiaan. Tidak tanggung-tanggung kolaborasi ini telah menghasilkan lebih dari 60.000 makanan siap saji bagi pengungsi di Mamuju, Sulawesi Barat.
25 Februari 2021, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan Tim SAR Batalyon A Pelopor dan Detasemen Gegana dibawah pimpinan Kasi Provos Satbrimob Polda Sulteng Iptu Krisno Hergianto Songko untuk membantu melakukan pencarian 26 korban longsor tambang illegal di Dusun Sina’a, Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo.
01 Maret 2021, DPO Kelompok MIT Alvin alias Mus’ab dan Samid alias Alvin dan Haerul alias Irul tewas pada kontak tembak Satgas Tinombala di pegunungan Adole Desa Poso Pesisir Utara Kab. Poso
03 Maret 2021, Briptu Herlis Pombili gugur akibat kontak tembak antara Bravo 5 dengan Pok MIT di Kilo 7 Ds. Gayatri Kec. Poso Pesisir Utara. Nama Briptu Herlis Pombili kini diabadikan sebagai nama Ksatriaan Kompi IV Batalyon A Pelopor
27 Maret 2021, Satuan Brimob Polda Sulteng bergerak untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana alam di Desa Beka, Kabupaten Sigi, Sabtu (27/3/2021). Para personel Brimob dari Batalyon A Pelopor dibawah pimpinan Wadanyon A Pelopor AKP Cahyo Suryanto bersama dengan unsur Polres Sigi, TNI dan relawan bahu-membahu dalam membersihkan rumah-rumah warga dari genangan lumpur. Banjir bandang disertai lumpur kembali menerjang Desa Beka, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu dini hari setelah adanya hujan deras. Unit dapur lapangan di bawah pimpinan Ipda Karolin K. Karoles bekerja menyiapkan dapur lapangan di lokasi Posko 1 pengungsian di Huntara Desa Beka, yang diisi oleh banyak pengungsi. Sedangkan personel-personel Batalyon A Pelopor masih sigap di lokasi bencana alam bersama dengan TNI, unsur Polres Sigi dan beragam relawan yang turut hadir memberikan bantuan kemanusiaan
22 juni 2021, Satuan Brimob Polda Sulteng menggelar Upacara Pengukuhan Pembentukan Batalyon C Pelopor Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Sulteng bersamaan dengan peresmian Tunggul Batalyon C Pelopor Satya Chakravante Yudaka, Sabtu (22/05/2021). Upacara dipimpin oleh Dansat Brimob Polda Sulteng Kombes Pol. Joko Sulistio, S.I.K., MH. selaku Inspektur Upacara dan dihadiri oleh seluruh pejabat utama Satbrimob Polda Sulteng.
17 Juli 2021, DPO MIT Abu Alim alias Ambo tewas pada kontak Senjata antara kelompok DPO dengan Tim Sogili di pegunungan Buana Sari desa Tolai Barat kec. Torue kab. Parigi Moutong
16 September 2021, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan tim SAR dari Kompi IV Batalyon A Pelopor untuk membantu evakuasi warga dan barang milik warga akibat banjir bandang yang menerjang Kota Tolitoli, Sulawesi Tengah.
18 September 2021, DPO Kelompok MIT Ahmad Ali alias Ali Kalora dan Jaka Ramadhan alias Ikrima tewas pada kontak Senjata antara kelompok DPO dengan Tim Sogili II di Astina Kec Torue Kab Parigi Moutong
14 November 2021, Kapolda Sulteng Irjen. Pol. Drs. Abdul Rakhman Baso, S.H. meresmikan fasilitas lapangan tembak Wira Pratama di Mako Batalyon A Pelopor Biromaru. Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Kapolda dengan disaksikan oleh PJU Polda Sulteng beserta undangan lain. Pada tanggal ini pulalah fasilitas latih Halang Rintang yang berada di Mako Kompi III Batalyon B Pelopor Marowo, Ampana diresmikan oleh Dansatbrimob Polda Sulteng Kombes Pol Joko Sulistiyo, S.I.K., M.H.
Pada akhir tahun ini terjadi pergantian pimpinan dimana, Dansatbrimob Polda Sulteng Kombes Pol Joko Sulistiyo, S.I.K., M.H. digantikan Dansatbrimob Polda Sulteng Kombes Pol Mokhamad Alfian Hidayat, SIK.
Tahun 2022
30 Juli 2022, Satuan Brimob Polda Sulteng dibawah operasi Aman Nusa menerjunkan 62 personil dibawah pimpinan Kabag Ops Satbrimob Polda Sulteng Kompol M. Iliyas, A.Md. Kom dalam Operasi Aman Nusa II Backup Polres Parimo Dalam Rangka Penanganan Banjir Bandang di Kec. Torue, dalam operasi ini diterjunkan pula 2 unit Ransus Dapur Lapangan, 1 unit Ransus SAR Tata, 1 unit Ransus Water Treatment, 2 unit Truk angkut Pasukan dan 1 unit Ambulans.
22 Agustus 2022, Dansatbrimob Polda Sulteng menginisiasi pelatihan Hipnosis yang diikuti oleh seluruh perwira jajaran Satbrimob Polda Sulteng dan perwakilan Polda Sulteng. Pelatihan ini dilaksanakan mulai 23 Agustus hingga 27 Agustus 2022 dengan menghadirkan instruktur Iwan Inpresi SE.MM.,CHt.CI, CMT BNSP
19 Oktober 2022, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan tim SAR dari Kompi IV Batalyon A Pelopor dibawah pimpinan Danki IV Batalyon A Pelopor Iptu Irfendi Febrianto, SH untuk membantu evakuasi warga dan barang milik warga akibat banjir bandang yang menerjang Kota Tolitoli, Sulawesi Tengah.
14 November 2022, Kapolda Sulteng Irjen Pol Drs Rudy Sufahriadi meresmikan Fighting Gym Tambesi, Masjid Madago Raya, Aula Raga Satria dan Guest House Gandaria di Mako Batalyon A Pelopor Biromaru, bersamaan dengan masjid di Batalyon B Pelopor dan Rumah singgah di Poso. Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Kapolda dengan disaksikan oleh PJU Polda Sulteng beserta undangan lain. Fasilitas ini dibangun sebagai sarana Latihan beladiri.
Ini menandai awal konsep Batalyon A Pelopor yang dilengkapi lapangan tembak IPSC dan tower sniper 1 kilometer sebagai pusat pelatihan taktis dan teknis kepolisian dan agrowisata di Sulawesi Tengah.
Tahun 2023
11 Februari 2023, Dansatbrimob Polda Sulteng menginisiasi pelatihan kemampuan Hipnoterapi yang diikuti oleh seluruh perwira jajaran Satbrimob Polda Sulteng. Pelatihan ini dilaksanakan mulai 11 Februari hingga 16 Februari 2023 dengan menghadirkan instruktur Iwan Inpresi SE.MM.,CHt.CI, CMT BNSP.
19 Februari 2023, Satbrimob Polda Sulteng menerjunkan 6 personel TIM SAR Kompi IV Batalyon A Pelopor dibawah pimpinan Briptu Wayan Eka W. dalam rangka penyelamatan Korban Tenggelam di Desa Kongkomos Kab. Tolitoli
21 Februari 2023, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan tim SAR dari Batalyon B Pelopor dibawah pimpinan Danyon B Pelopor Kompol Robi Utomo, Sh. MH. untuk memperbaiki rumah warga di kelurahan Lawanga Kec. Poso Kota Utara akibat Bencana Angin Puting Beliung
09 April 2023, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan 10 personil SAR dibawah pimpinan AKP Ajrun G. Pambudi untuk melaksanakan kegiatan SAR evakuasi warga terdampak banjir di desa Bunta, kec. Petasia Timur – Morowali Utara
12 Mei 2023, Satuan Brimob Polda Sulteng mengirimkan tim Hipnoterapi dibawah pimpinan Kasubbagrenmin Satbrimob Polda Sulteng AKP Joko Pitoyo untuk mendukung Satgas Madago Raya pada program trauma healing bagi warga Astina, Balinggi, Bonebula, Kawende, Taunca, Tolai, Trimulya dan Uelempe. Selain trauma healing kegiatan hipnoterapi ini juga bermanfaat untuk memberikan bantuan moril bagi warga agar kembali dapat beraktivitas secara normal pasca operasi kepolisian terpusat.
15 Mei 2023, Kapolda Sulteng Irjen. Pol. Agus Nugroho, S.IK., SH., MH. meresmikan kolam renang “Uve Sela” di Mako Batalyon A Pelopor Biromaru. Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Kapolda dengan disaksikan oleh PJU Polda Sulteng beserta undangan lain. Fasilitas ini dibangun sebagai sarana Latihan yang meliputi latihan renang, selam dan latihan SAR penyelamatan korban tenggelam.
19 Mei 2023, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan tim Hipnoterapi dibawah pimpinan Kabag Ops Satbrimob Polda Sulteng Kompol M. Iliyas, A.Md.Kom untuk memberikan bantuan layanan kesehatan gratis bagi warga kota Palu yang dilaksanakan di kompleks Citraland kota Palu
21 Mei 2023, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan tim Hipnoterapi dibawah pimpinan Kabag Ops Satbrimob Polda Sulteng Kompol M. Iliyas, A.Md.Kom untuk memberikan bantuan layanan kesehatan gratis bagi warga kota Palu yang dilaksanakan di kompleks Taman GOR kota Palu
13 Juni 2023, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan personil SAR Batalyon B Pelopor dibawah pimpinan Danyon B Pelopor Kompol Robi Utomo, SH. MH. untuk melaksanakan kegiatan SAR evakuasi pasca kebakaran rumah di Kel. Kayamanya Kec. Poso Kota Kab. Poso
04 Juli 2023, Terobosan Kreatif Satuan Brimob Polda Sulteng berupa Madago Respon diluncurkan yang ditandai dengan penerbitan Keputusan Dansatbrimob Polda Sulteng Nomor: KEP/17/VII/2023 tanggal 4 Juli 2023. Terobosan kreatif ini merupakan upaya Brimob Sulteng untuk mewujudkan Commander Wish Kapolda Sulteng dalam mengoptimalisasi budaya pelayanan prima serta kehadiran Polda Sulteng dan jajaran ditengah masyarakat, dalam bentuk bantuan pelayanan SAR, Jibom, KBR, Klinik Patriatama dan Hipnoterapi yang dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan melalui call center.
09 Juli 2023, Brimob Sulteng gelar kegiatan sosial menyentuh masyarakat melalui patroli yang dirangkaikan dengan bhakti sosial dan layanan hipnoterapi gratis di desa Rejeki Kec. Palolo – Kab Sigi
08 Agustus 2023, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan personil SAR Batalyon A Pelopor dan tim dapur lapangan dibawah pimpinan Wadanyon A Pelopor AKP Cahyo Suryanto untuk melaksanakan kegiatan bantuan kemanusiaan dan SAR pasca gempa bumi dengan skala 5.3 magnitudo di Desa Lembantongoa dan Desa Kamarora B, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi
27 Desember 2023, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan 106 personil dibawah pimpinan Iptu Kasim Lating, S.Tr.K untuk mengikuti Operasi Damai Cartenz 2024 BKO Polda Papua
Pada akhir tahun ini terjadi pergantian pimpinan dimana, Kombes Pol Mokhamad Alfian Hidayat, SIK. digantikan Dansatbrimob Polda Sulteng Kombes Pol Kurniawan Tandi Rongre, S.I.K., M.Si.
Tahun 2024
1 Januari 2024, Berdasarkan SKEP Dansatbrimob Polda Sulteng Nomor: Kep/13/I/2024 Kombes Pol Kurniawan Tandi Rongre, S.I.K., M.Si., Brimob Sulteng, melakukan pengembangan program Madago Respon menjadi Brimob Madago Respon yang didukung oleh aplikasi panggilan luar biasa berbasis android yang dilengkapi dengan beragam fitur canggih bernama Brimob Madago Respon.
Aplikasi ini terintegrasi dengan posko Brimob Madago Respon dengan call center 24 jam pada nomer kontak 082188876110 sebagai pusat layanan respon permintaan bantuan perkuatan kewilayahan, layanan hipnoterapi dan klinik patriatama dalam bentuk bantuan ambulans di kota Palu. Aplikasi ini terintegrasi dengan Patroli Kemitraan dalam bentuk patroli Harkamtibmas, Patroli Dialogis, Patroli Religi dan Patroli Daerah Rawan.
Pengembangan ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan perintah Dankorbrimob Polri dalam menghadapi 17 potensi tugas Korps Brimob Polri, dan upaya mewujudkan commander wish Kapolda Sulteng dalam mengoptimalisasi budaya pelayanan prima serta kehadiran Polda Sulteng dan jajaran ditengah masyarakat
23 Maret 2024, Brimob Sulteng menerjunkan tim Hipnoterapi untuk mendukung layanan hipnoterapi kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bertempat di Aula LPP Palu, Kabupaten Sigi
13 Mei 2024, Brimob Sulteng menerjunkan tim Hipnoterapi dibawah pimpinan Kasubbagrenmin Satbrimob Polda Sulteng AKP Joko Pitoyo untuk mendukung Satgas Madago Raya dalam kegiatan hipnoterapi di tiga desa, yaitu Desa Uweralulu, Desa Lape Kecamatan Poso Pesisir, dan Desa Tangkura Kecamatan Poso Selatan. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk upaya Satgas Madago Raya untuk membantu masyarakat yang mungkin mengalami trauma healing atau tekanan sosial akibat konflik di wilayah tersebut.
27 Mei 2024, Brimob Sulteng menerjunkan tim Hipnoterapi untuk melaksanakan hipnomotivasi bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Palu, Jalan Poros Palu Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi
25 Juni 2024, Brimob Sulteng menerjunkan tim SAR Batalyon A Pelopor dibawah pimpinan Wadanyon A Pelopor AKP Cahyo Suryanto untuk membantu mendistribusikan makanan, evakuasi dan membersihkan rumah warga yang terdampak banjir bandang yang melanda desa Sibalago, Kecamatan Toribulu, khususnya di Dusun III dan IV, Kabupaten Parigi Moutong
08 Juli 2024, 15 personel Tim SAR dari Kompi 1 Batalyon C Pelopor Brimob Sulteng dipimpin oleh Aiptu Hdf. Wawolangi dikerahkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan bantuan dan evakuasi di lokasi banjir desa Korompeeli, Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali Utara. Dengan dilengkapi peralatan keselamatan dan dukungan satu unit KR 6 Truck juga dikerahkan untuk mendukung mobilitas dan operasi lapangan.
12 Juli 2024, Satuan Brimob Polda Sulteng menerjunkan tim SAR dari Kompi IV Batalyon B Pelopor dibawah pimpinan Danki IV Batalyon B Pelopor AKP Krisno Hergianto Songko untuk membantu pencarian korban tenggelam di sungai Koromposo, Tentena.
29 Juli 2024,
Brimob Sulteng menerjunkan tim Hipnoterapi dibawah pimpinan Kasi Log Satbrimob Polda Sulteng Iptu Dirham Helrib untuk mendukung Satgas Madago Raya dalam menggelar kegiatan bakti sosial berupa layanan hipnoterapi di tiga desa di Poso.